hancau.net – Real Madrid U-9 menggilas Villaverde dengan skor sangat telak, yakni 31-0, pada akhir pekan lalu. Hasil pertandingan itu kini menjadi kontroversi.
Sepakbola usia dini di Spanyol dihebohkan dengan kemenangan sensasional Benjamin A, tim usia U-9 Madrid, atas Villaverde, di pertandingan Preferente Grup 7, Sabtu (12/12/2020).
Dalam laga di Stadion Boetticher, Madrid, itu, Madrid menang 31 gol tanpa balas, dalam waktu pertandingan hanya 40 menit. Ruben Pulino Jimeno membuat 12 gol di laga itu, disusul Nicolas Trigo Barrios (10), Pablo Asencio Ariza (2), Ruben Lebrero Perez (2), Alvaro Montoro Briones (2), Hugo Fernandez Martin (2), dan Jorge Pinos Lopez satu gol.
Kekalahan dengan skor telak itu membuat Villaverde marah-marah di media sosial. Ia menuding tim La Fabrica-akademi Madrid-tidak menghormati lawannya dengan tega membuat gol sebanyak itu.
Kontroversi Skor
Kontroversi pun muncul. Villaverde merasa Real Madrid U-9 tidak menghormati lawannya, yang dinilai sudah tak berdaya.
Di sisi lain, belum ada aturan yang melarang hal semacam itu. Pelatih utama Real Madrid, Zinedine Zidane, mengutarakan hal itu, meski berharap federasi memberikan solusi atas masalah ini.
Melansir Marca, dalam kategori teratas Benjamin, ada 23 grup. Biasanya, ada dua tim dengan dua tahun berbeda, yang bersaing di satu kompetisi. Alhasil, ada tim dengan materi pemain mumpuni, dan yang lain tidak.
Sebelum kemenangan telak 31-0 Madrid atas Villaverde, ada banyak kasus kemenangan telak lainnya. Tim Villaverde A pernah melumat tim B dengan skor 10-0.
Berbagai respons tim yang menang besar pun menjadi perdebatan. Dua pekan lalu misalnya, tim Los Silos FC mengalahkan Deportes Jucar dengan skor 30-0 di kategori usia 14-15 tahun. Usai membantai Jucar, Los Silos kabarnya meminta maaf kepada para pemain dan orang tua pemain lawan.
Sementara pada 2017, tim Valencia memecat pelatih usia 10-11 tahun, yang membantai tim Benicalap dengan skor 25-0.
Menanggapi hasil pertandingan Real Madrid U-9 vs Villaverde, skor akhir 31-0 itu sah-sah saja atau kelewat berlebihan sehingga harusnya ada aturan khusus?
Sumber: Detik