sederhana

hancau.net – Bulan Ramadan, bulan yang istimewa. Bahkan teramat istimewa karena semua amal akan berlipat ganda pahalanya. Tidak hanya itu, bahkan pada saat bulan Ramadan seperti ini agaknya lebih sulit dalam menahan hawa nafsu. Kita selalu punya keinginan yang berlebihan. Padahal kita mampu menjadi sederhana, jika kita mau.

Setiap kali berbuka puasa semuanya ingin dibeli, bahkan menjelang idul fitri harus memiliki baju baru.

Seorang filsuf di Mesir, Abbas Al-Aqqad pernah berkata, “itulah sogokan nafsu kepada orang yang berpuasa.”

Agama menganjurkan keserderhanaan. Kesederhanaan itu adalah suatu kondisi, tidak berlebih dan tidak juga berkurang. Anjuran agama untuk sederhana atau hidup sederhana ini mencakup segala aspek kehidupan.

Bahkan saat berjalan pun kita dianjurkan untuk sederhana. “Sederhanalah kamu dalam berjalan.” Diingatkan kepada kita bahwa kaki tidak mampu menembus tanah, kepala tidak mampu menjangkau langit. Jangan sombong, tapi jangan pula terlalu merendah.

Pernah suatu waktu di masa Sayyidina Umar, dilihatnya seseorang yang berjalan terlalu merendah dan menunjukkan bahwa dirinya seorang ulama. Lalu berkata Umar, “Hei, anak muda. bangkit. Saya tidak senang kamu berjalan seperti itu.”

Begitu pula hal nya dengan makanan dan pakaian. Jadi, tidak ada larangan untuk mengenakan pakaian yang bagus. Bahkan Nabi pernah bersabda, “Tuhan senang melihat hamba-Nya yang menunjukkan kepada orang lain nikmat Tuhan Yang diperolehnya.”

Di Alquran tertulis, “Wa ammaa bini’mati Rabbika fa haddits.”

“Nikmat yang dianugerahkan Allah kepadamu, sampaikan kepada orang lain.”

Bisa dalam bentuk ucapan, bisa pula dalam bentuk tindakan. Tetapi yang mesti diingat, jangan berlebih. Namun terkadang, kita sering keliru dalam bertindak karena kurang memahami ukuran yang berlebih itu seperti apa.

Dalam ceramah singkatnya Quraish Shihab pernah mengatakan, “ukuran dalam hal berlebihan, bisa diambil patokan kepada masyarakat setempat, atau kondisi yang sedang dihadapi.”

Analoginya seperti, ada orang kaya yang ingin pergi pesta, maka kenakanlah pakaian yang indah. Kalau bisa seindah mungkin. Itu sederhana untuk ukurannya. Tetapi kalau dia miskin, pakai juga pakaian yang indah sesuai ukurannya.

Baca juga: Alasan Abah Guru Sekumpul Merokok

Nah karena itu, kita tidak disarankan memakai perhiasan berlebih di tengah orang-orang miskin. Itu bukan tempatnya. Hidangkanlah makanan yang enak-enak dan beragam ketika mengundang makan. Tetapi ketika makan bersama kekuarga masaklah sesuai kebutuhan dan sesuai selera.

Ada orang-orang kaya masak hari ini dua atau tiga makanan, besok masak lagi. Bukankah itu berlebih. Kalau tidak bisa dibagikan pada hari pertama, hari kedua bagikanlah kepada orang lain supaya tidak mubazir.

Ada sebuah penelitian tentang pemborosan yang dilakukan oleh umat Islam di bulan puasa. Menurut para peneliti tersebut, seandainya keborosan tidak terjadi, mampu memberi makan jutaan orang.

Beragama pun jangan berlebih, Sholat magrib yang seharusnya hanya 3 rakaat menjadi 4 rakaat. Itu berlebihan. Jangan pula dikurangi.
Jadi, apa itu sederhana? sederhana ialah tidak berlebih, tidak pula berkurang.(fix)

Sumber: Ceramah singkat Muhammad Quraish Shihab

Editor:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *